Jumat, 12 Juni 2009

mengenai pemilihan rektor unlam sebenarnya umumnya cukup melalui senat saja. namun para mahasiswa unlam dalam hal ini dema mendesak agar pemilihan rektor periode berikut 2009-2014 ini mahasiswa diberikan porsi sebesar 20 %, perdebatan pun cukup alot sehingga pihak senat dalam hal ini ketua senat menjabat yang juga rektor unlam bapak rasmadi memberikan kesempatan melalui "istillah" penjaringan yang mana memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk memberikan suara pada penjaringan bakal calon rektor. sebenarnya dari awal para aktivis mahasiswa telah khawatir bahawa ini cuma akal-akalan (hanggan mambisai/membujuk mahasiswa haja) pihak pejabat kampus saja. oleh karena itu mahasiswa dalam hal ini tetua pergerakan mahsasiswa kmpus seperti halnya saudara Abas dari KOMPAS borneo dan para pejabat DEMA telah mewanti-wanti dan membuat pergerakan untuk memamntau gerak-gerik senat. penjaringan pun dimulai dengan 8 bakal calon yang namtinya akan dipilih jadi 3 calon. secara kompetensi saya senang dengan pak hatta karena beliau mempunyai pengetahuan yang luas dan pengalaman birokrat yang mumpuni walaupun secara background dia adalah "jago Rasmadi" (istillah harian bpost) yang mana disangkakan pasti akan membawa misi-misi lanjutan pak rasmadi yang notabene menghsilkan akreditasi c unlam. akan tetapi masyakat kampus berpendapat lain yang ujungnya bapak hatta menduduki peringkat pertama suara terbanyak. akn tetapi ujung-ujungnya senat yang harus memilih, tapi patut diketahui idealnya Undang-undang memang mengatakan seperti itu. senat universitas negeri akan mengajukan 3 calon ( pilihan pertama, kedua, dan ketiga sesuai dengan urutan prioritas) melalui temmbusan DIKTI yang akan di beritahukan kepada menteri pendidikan nasional dan yang punya hak akhir untuk memilih dan memberi SK adalah mentri pendidikan. dan seperti diketahui yang dipilih melal;ui pemilu tertutup senat adalah pak ruslan. itulah yang akhirnya di protes para mahasiswa. tapi keputusan masih ditangan menteri dan nanti para calon masih mempunyai hak untuk melakukan lobi di jakarta. begitu ceritanya
--
Yasyir Fahmi Mubaraq
Universitas Lambung Mangkurat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar